Rabu, 18 Maret 2015

KONDISI PENDIDIKAN DI INDONESIA DARI SUDUT PANDANG PSIKOLOGI
(MENURUT PENULIS)



         Seperti yang kita ketahui, Pendidikan adalah suatu yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia. Manusia tanpa dipoles dengan pendidikan mungkin akan kehilangan perannya sebagai mahkluk yang paling agung dan mulia dimuka bumi ini, karena hanya dengan serangkaian program pendidikanlah potensi manusia sebagai mahkluk yang paling cerdas dapat dikeluarkan.
       Dari pendidikan pulalah (baik formal maupun informal) kehidupan manusia bisa maju seperti dewasa ini, dibuktikan dengan berkembangnya Teknologi sebagai bukti pentingnya pendidikan.
       Pada tulisan ini, saya akan mencoba menggambarkan kondisi pendidikan di negeri kita tercinta Indonesia dari tinjauan psikologi menurut persepsi atau pandangan saya yang mungkin masih awam.



        Kondisi pendidikan di Indonesia, mungkin banyak dari kita yang telah melihat banyak informasi tentang kondisi pendidikan di indonesia dari berbagai media masa, seperti koran, televisi, atau artikel-artikel yang bertebaran didunia maya. Lewat media tersebut, lebih banyak disorot tentang prestasi pendidikan di indonesia yang sebenarnya kurang membanggakan, seperti kasus Tawuran antar pelajar (siswa atau mahasiswa), penggunaan obat-obatan terlarang oleh pelajar, seks bebas, Siswa-siswi yang mengalami Stres hingga bunuh diri menjelang Ujian Nasional (UN), dan lain sebagainya dibanding prestasi-prestasi anak bangsa yang membanggakan. Opini media masa seakan membuat masyarakat mengalami bias negativitas dan membuat para orang tua khususnya menjadi ragu akan kualitas dari pendidikan di Indonesia dan lama-kelamaan melahirkan stereotip kurang sedap tentang cetak biru pendidikan Indonesia.

        Melihat kondisi pendidikan di Indonesia dari sudut pandang Psikologi, Kondisi Pendidikan di Indonesia layaknya seorang remaja yang sedang mencari jati dirinya guna menyadari apa peran atas keberadannya, masih mencoba berbagai metode pendidikan yang sekiranya tepat untuk anak-anak di Indonesia. Berbagai kebijakan telah di aplikasikan, tetapi masih juga belum maksimal, contohnya seperti Ujian Nasional seperti apa yang pernah saya alami, Ujian Nasional adalah ujian yang dijadikan standar kelulusan bagi Siswa-siswi pendidikan menengah pertama atau atas. Ujian Nasional sudah menjadi momok menakutkan dikalangan pelajar, tidak sedikit pelajar yang mengalami Stres menjelang ujian nasional sekalipun persiapan sudah dianggap matang, bahkan adanya kasus bunuh diri dikalangan pelajar akibat stres terlalu memikirkan Ujian Nasional membuat citra pendidikan di Indonesia makin keruh. Pendidikan yang sejatinya membuat manusia menjadi bernilai berubah seperti teror yang menghantui para penerus bangsa.


   
        Seto Mulyadi selaku  Ketua Dewan Pembina Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), berpendapat bahwa isi dalam Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) itu ada pendidikan atau kecerdasan etika, estetika dan iptek. Nah, pemerintah cenderung mengejar sisi ipteknya saja (kecerdasan logika). Jadi wajar banyak anak-anak sekarang menjadi generasi rapuh.(Sumber).
Mata pelajaran yang tergolong banyak juga ikut andil dalam perkembangan Psikologis anak. Anak dituntut untuk menguasai berbgai mata pelajaran mengingat minat dan kemampuan Otak anak berbeda-beda, terutama mata pelajaran yang tidak di sukainya, yang berdampak pada prestasi siswa-siswi disekolah, jika tidak ada minat dan kemauan disana bagaimana siswa mau mengerti tentang materi yang disampaikan guru, yang terjadi hanyalah pengabaian dari siswa terhadap mata pelajaran tertentu.

Nama : Rizqi Bayumantari
NPM  : 19514738
Kelas :  1PA13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar