Terapi exposure in vivo pada wanita dengan fobia terhadap ular
Seorang wanita bernama Mariam Dum
berusia 22 tahun memiliki spesifik fobia terhadap ular. Ia berusaha mengatasi
masalahnya dengan meminta bantuan kepada seorang Psikolog dibidang klinis untuk
mengatasi kecemasannya terhadap ular. Mariam tidak pernah memiliki kontak
dengan ular sebelumnya dan tidak tahu mengapa ia sangat takut terhadap ular. Ketika
dihadapkan dengan ular, ia mengalami rasa takut yang luar biasa.
Terapi yang akan dijalani Mariam
adalah exposure therapy in vivo yang dilakukan dengan cukup singkat, dimana ia
dihadapkan langsung deengan objek yang menjadi sumber rasa takutnya, yaitu
ular. Sebelum terapi dimulai, seorang Psikolog melakukan wawancara terlebih
dahulu dengan Mariam. Seorang Psikolog tersebut memberi tantangan kepada Mariam
untuk menghadapi objek yang menjadi sumber rasa takutnya, yaitu ular, namun
tidak ada pemaksaan dari Psikolog. Mariam menjalani terapi dan disaksikan oleh
rekan-rekannya diruangan tersebut. Psikolog membantu Mariam untuk mengatas apa
yang disebut dengan Catastrophic belief, atau keyakinan akan suatu kemungkinan
yang terburuk akan terjadi. Catastrophic belief yang dimiliki Mariam adalahKetika
seekor ular bergerak bebas, ia tidak bisa lari kemana pun. Mariam tidak secara
langsung dihadapkan dengan ular dari jarak yang dekat. Pertama-tama,
Psikolog meletakan ular yang dibiarkan
bergerak bebas dalam ruangan yang jaraknya hanya beberapa meter dengan Mariam. Ketika
Mariam menatap gerak-gerik ular, seorang Psikolog tersebut menemani Mariam
tepat disampingnya dan meyakinkan bahwa tidak ada hal buruk yang terjadi.
Tahap berikutnya, seorang
Psikolog membiarkan ular tersebut melilit lengannya dan memperlihatkannya
kepada mariam selama dua menit. Mariam tampak takut dan berusaha untuk menjauh,
namun Psikolog mengatakan dan menunjukan kepada Mariam bahwa hal ini baik-baik
saja. Setelah 8 menit, Psikolog mencoba
untuk mendekatkan jaraknya dengan Mariam. setelah 15 menit kemudian, Psikolog
duduk dengan ular ditangannya dengan jarak yang lebih dekat dengan Mariam. Setiap jarak objek didekatkan dengan Mariam,
ia diinstruksikan untuk relaksasi dengan bernapas dalam dan perlahan. Setelah itu,
Mariam diinstruksikan untuk duduk lebih dekat dan berhadapan dengan Psikolog
tersebut dan memperhatikan ular yang ada ditangan Psikolog. Secara perlahan,
kecemasan yang dialami Mariam terus berkurang dan Mariam terus membaik.
Setelah beberapa saat, Mariam
mencoba untuk memberanikan diri mendekatkan jaraknya dengan ular tanpa
instruksi dari Psikolog. Semakin Mariam berusaha mendekat dengan objek yang
menjadi sumber rasa takutnya, kecemasannya berangsur-angsur hilang. Setelah terapi
berjalan selama satu jam. Mariam akhirnya berusaha untuk menyentuh ular yang
berada ditangan seorang Psikolog tersebut lalu memberanikan diri untuk mengelus
ular itu lebih lama dan berulang-ulang.
Psikolog tersebut lalu meyakinkan dan membuktikan kepada Mariam bahwa
tidak ada hal buruk terjadi ketika Mariam sudah berani untuk menyentuh bagian
kepala ular tersebut. Psikolog mencoba
untuk lebih mendekatkan ular tersebut lebih dekat lag dengan Mariam, yaitu
mneletakan ular tersebut dipangkuan Mariam.
Psikolog kembali menguji
Catastrophic belief yang dimiliki oleh Mariam, yaitu ular dalam keadaan bebas.
Ular diletakan dan dibiarkan bergerak bebas dilantai, tepat disamping Mariam,
dan Mariam mampu untuk tenang. Dan pada sesi terkahir, Psikolog mengalungkan
ular tersebut dileher Mariam dan juga melakukan simulasi keadaan dimana ular
melilit pinggang Psikolog, dan Mariam dimintai untuk melepaskan ular tersebut
dari pinggang Psikolog. Mariam merasa kecemasannya telah hilang dan ia merasa
lebih baik dan tenang saat menghadapi ular. Terapi hanya berjalan selama tiga
jam, namun memiliki hasil yang sangat efektif dan memuaskan.
Nama : Rizqi Bayumantari
NPM : 19514738
Kelas : 3PA01
Tidak ada komentar:
Posting Komentar