Konsep Kepribadian, Kesehatan Mental, dan Perkembangan
Kesehatan Mental menurut Rogers
A. Konsep Kepribadian
Konsep Kepribadian menurut Rogers
memiliki kesamaan seperti Allport, bahwa individu didorong ke masa depan dan
tidak bergantung atau terlepas dari konflik masa kanak-kanak. Dorongan tersebut
tidak semata-mata untuk mencapai keseimbangan dari tegangan atau bertujuan
untuk mereduksi tegangan, tapi dorongan itu membuat tegangan meningkat. Ada perbedaan
dengan Allport, yang hanya meneliti pada orang-orang yang sehat, Rogers
meneliti pula orang-orang yang tidak begitu sehat kondisi Psikologisnya namun
keduanya sama-sama memiliki keyakinan yang optimistik terhadap individu.
B. Kesehatan Mental
Menurut Rogers, Orang yang sehat
mentalnya adalah orang yang bersifat rasional dan sadar, yang artinya tidak
dikontrol oleh peristiwa-peristiwa yang dialami pada masa kanak-kanak. Meskipun
Rogers tidak dapat menolak bahwa pengalaman masa kecil dapat berpengaruh pada
diri seseorang masa kini. Pengaruh masa kecil berdampak pada cara individu
memandang dirinya yang sekarang, namun fokus rogers adalah bagaimana seseorang
memandang dirinya saat ini atau yang sekarang.
Individu yang sehat memiliki
suatu dorongan, Rogers menyebutnya sebagai dorongan yang bersifat fundamental. Dorongan
itu dimaksudkan untuk memeliharakan, mengaktualisasikan, dan meningkatkan semua
segi yang ada pada diri individu. Kecenderungan ini meliputi aspek Fisiologi
maupun aspek Psikologis. Pada masa masa-masa awal, kecenderungan lebih mengarah
pada perkekmbangan Fiologis, semakin bertambahnya usia, kecenderungan mulai
mengarah pada aspek Psikologis.
Aktualisasi adalah hal yang
penting dalam diri individu yang sehat mentalnya. Aktualisasi adalah proses
untuk menjadi diri sendiri dan mengembangkan potensi-potensi yang ada di dalam
diri individu tersebut. Individu yang memiliki Aktualisasi akan menjadi diri
sendiri sepenuhnya. Mereka tidak memakai topeng-tpoeng untuk menutupi diri
mereka sebenarnya demi menyelaraskan diri mereka dengan nilai-nilai dan harapan
yang ditanamoleh orang lain atau masyarakat. Apapun yang dilakukannya dan
diperlihatkan adalah murni berasal dari dirinya sendiri, tidak berasal dari
hukum-hukum dari luar yang mengikat diri.
Rogers berpendapat, Semakin sehat
seseorang secara Psikologis, semakin besar pula kebebasan seseorang untuk
memilih dan berindak. Mereka dapat memilih dan bertindak sesuai dengan diri
mereka, tidak dipengaruhi oleh paksaan-paksaan dari orang lain, maupun dipengaruhi oleh
peristiwa-peristiwa masa lampau.
Orang yang sehat juga dikatakan
Rogers sebagai Orang yang memiliki kreativitas. Mereka berifat spontan, artinya
terbuka pada hal-hal yang baru dan tidak bersifat pasif pada penyesuaian
dirinya. Maka dari itu, Orang yang berfungsi sesepenuhnya lebih mampu untuk
menyesuiakian diri dan bertahan terhadap perubahan-perubahan yang drasti dari
lingkungan sekitanya. Mereka kreatif dalam menanggulangi permasalahan dalam
penyesuaian dirinya.
C. Proses Kesehatan Mental
Proses Kepribadian yang sehat
sudah dimulai pada masa-masa awal, saat individu masih dikategorikan anak usia
1-5 tahun. Bersamaan dengan itu anak mulai pengembangan konsep diri. Individu akan
tumbuh menjadi pribadi yang matang apabila mendapat kasih sayang ibu yang cukup
pada masa kanak-kanak, sama seperti yang dikemukakan oleh Allport. Seorang anak
mengembangkan apa yang disebut dengan positive regard, atau penerimaan yang
positif. Seorang anak kecil terkadang mendapat hukuman dari orang tuanya
apabila suatu perilaku yang muncul dari anak tersebut tidak sesuai dengan harapan
orang tua, lalu anak mengembangkan perilaku yang diterima oleh orang tuanya
agar tidak mendapat hukuman atau celaan. Kasus seperti dinamakan oleh Rogers
dengan Penghargaan Bersyarat. Seorang anak akan dicintai apabila memunculkan
perilaku yang sesuai dan diterima oleh orang tuanya. Kondisi tersebut apabila
berlangsung secara terus-menerus oleh seseorang, tidak oleh orang tua,
melainkan dari orang-orang diluar dirinya, maka individu tersebut akan
mengembangkan apa yang disebut Rogers dengan sikap Defensif.
Sikap defensif
merupakan suatu ungkapan karena ketakutan akan kesalahan yang ditimbulkan akan
perilakunya atau pemikirannya. Kondisi ini akan membuat individu tidak sehat,
jika suatu figur yang mengekang individu tersebut tidak ada, maka individu tersebut
terdorong untuk memunculkan perilaku yang selama ini ingin ia timbulkan namun
mendapat hukuman dari orang-orang diluar dirinya.
Referensi : Allport, G. Becoming : Basic Consideration for a Psychology of Personality. New Haven : Yale University Press, 1955
Nama : Rizqi Bayumantari
Kelas : 2PA01
NPM : 195147 38
Tidak ada komentar:
Posting Komentar