Sabtu, 15 Juli 2017


Terapi exposure in vivo pada wanita dengan fobia terhadap ular




           Seorang wanita bernama Mariam Dum berusia 22 tahun memiliki spesifik fobia terhadap ular. Ia berusaha mengatasi masalahnya dengan meminta bantuan kepada seorang Psikolog dibidang klinis untuk mengatasi kecemasannya terhadap ular. Mariam tidak pernah memiliki kontak dengan ular sebelumnya dan tidak tahu mengapa ia sangat takut terhadap ular. Ketika dihadapkan dengan ular, ia mengalami rasa  takut  yang luar biasa.

          Terapi yang akan dijalani Mariam adalah exposure therapy in vivo yang dilakukan dengan cukup singkat, dimana ia dihadapkan langsung deengan objek yang menjadi sumber rasa takutnya, yaitu ular. Sebelum terapi dimulai, seorang Psikolog melakukan wawancara terlebih dahulu dengan Mariam. Seorang Psikolog tersebut memberi tantangan kepada Mariam untuk menghadapi objek yang menjadi sumber rasa takutnya, yaitu ular, namun tidak ada pemaksaan dari Psikolog. Mariam menjalani terapi dan disaksikan oleh rekan-rekannya diruangan tersebut. Psikolog membantu Mariam untuk mengatas apa yang disebut dengan Catastrophic belief, atau keyakinan akan suatu kemungkinan yang terburuk akan terjadi. Catastrophic belief yang dimiliki Mariam adalahKetika seekor ular bergerak bebas, ia tidak bisa lari kemana pun. Mariam tidak secara langsung dihadapkan dengan ular dari jarak yang dekat. Pertama-tama, Psikolog  meletakan ular yang dibiarkan bergerak bebas dalam ruangan yang jaraknya hanya beberapa meter dengan Mariam. Ketika Mariam menatap gerak-gerik ular, seorang Psikolog tersebut menemani Mariam tepat disampingnya dan meyakinkan bahwa tidak ada hal buruk yang terjadi.

             Tahap berikutnya, seorang Psikolog membiarkan ular tersebut melilit lengannya dan memperlihatkannya kepada mariam selama dua menit. Mariam tampak takut dan berusaha untuk menjauh, namun Psikolog mengatakan dan menunjukan kepada Mariam bahwa hal ini baik-baik saja.  Setelah 8 menit, Psikolog mencoba untuk mendekatkan jaraknya dengan Mariam. setelah 15 menit kemudian, Psikolog duduk dengan ular ditangannya dengan jarak yang lebih dekat dengan Mariam.  Setiap jarak objek didekatkan dengan Mariam, ia diinstruksikan untuk relaksasi dengan bernapas dalam dan perlahan. Setelah itu, Mariam diinstruksikan untuk duduk lebih dekat dan berhadapan dengan Psikolog tersebut dan memperhatikan ular yang ada ditangan Psikolog. Secara perlahan, kecemasan yang dialami Mariam terus berkurang dan Mariam terus membaik.
Setelah beberapa saat, Mariam mencoba untuk memberanikan diri mendekatkan jaraknya dengan ular tanpa instruksi dari Psikolog. Semakin Mariam berusaha mendekat dengan objek yang menjadi sumber rasa takutnya, kecemasannya berangsur-angsur hilang. Setelah terapi berjalan selama satu jam. Mariam akhirnya berusaha untuk menyentuh ular yang berada ditangan seorang Psikolog tersebut lalu memberanikan diri untuk mengelus ular itu lebih lama dan berulang-ulang.  Psikolog tersebut lalu meyakinkan dan membuktikan kepada Mariam bahwa tidak ada hal buruk terjadi ketika Mariam sudah berani untuk menyentuh bagian kepala ular tersebut.  Psikolog mencoba untuk lebih mendekatkan ular tersebut lebih dekat lag dengan Mariam, yaitu mneletakan ular tersebut dipangkuan Mariam. 

          Psikolog kembali menguji Catastrophic belief yang dimiliki oleh Mariam, yaitu ular dalam keadaan bebas. Ular diletakan dan dibiarkan bergerak bebas dilantai, tepat disamping Mariam, dan Mariam mampu untuk tenang. Dan pada sesi terkahir, Psikolog mengalungkan ular tersebut dileher Mariam dan juga melakukan simulasi keadaan dimana ular melilit pinggang Psikolog, dan Mariam dimintai untuk melepaskan ular tersebut dari pinggang Psikolog. Mariam merasa kecemasannya telah hilang dan ia merasa lebih baik dan tenang saat menghadapi ular. Terapi hanya berjalan selama tiga jam, namun memiliki hasil yang sangat efektif dan memuaskan.

 Nama : Rizqi Bayumantari
NPM : 19514738
Kelas : 3PA01

Tidak ada komentar:

Posting Komentar