Selasa, 29 November 2016





 KEPEMIMPINAN

 



A. Definisi Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah Perilaku seorang individu ketika ia mengarahkan aktivitas sebuah kelompok menuju suatu tujuan bersama (Hemphill & Coons, 1957: 7).

Kepemimpinan adalah suatu jenis hubungan kekuasaan yang ditandai oleh persepsi anggota kelompok bahwa anggota kelompok yang lain mempunyai hak untuk merumuskan pola perilaku dari anggota yang pertama dalam hubungannya dengan kegiatannya sebagai anggota kelompok (Janda, 1960: 358).

Kepemimpinan adalah pengaruh antarpribadi yang dilaksanakan dan diarahkan melalui proses komunikasi, ke arah pencapaian tujuan atau tujuan-tujuan tertentu (Tannenbaum, Weschler & Massarik, 1961: 24)

B. Jenis-jenis Kepemimpinan


 
1. Kepemimpinan berdasarkan Keturnan – Paksaan
Suatu kepemimpinan dapat diperoleh berdasarkan keturunan. Dalam sistem kerajaan, suatu jabatan atau tahta dapat diturunkan kepada pewarisnya berdasarkan silsilah keluarga kerjaan.


Kepemimpinan paksaan adalah kepemimpinan yang diperoleh melalui  desakan dari pihak-pihak tertentu, contohnya tokoh-tokoh dari berbagai negara yang didesak untuk memimpin suatu gerakan untuk menetapkan kemerdekaan.

2. Kepemimpinan Resmi - Tidak Resmi
Kepemimpinan Resmi adalah adalah suatu jabatan pemimpin yang biasanya menduduki suatu lembaga kenegaraan, misalnya Presiden, Menteri, ketua DPR, dan lainnya. Pemimpin resmi memilki suatu tugas dan tanggungjawab yang sudah dirumuskan sebelumnya, sehingga pemimpin resmi memiliki batasan-batasan atas jabatannya yang harus dipatuhi. 

Kepemimpinan tidak resmi adalah kepemimpinan yang muncul dari anggapan dan kepercayaan masyarakat. Kepemimpinan tidak resmi tidak memiliki tugas dan tanggungjawab yang dirumuskan secara jelas sebelumnya layaknya pemimpin resmi. Namun, pemimpin tidak resmi memiliki pengaruh yang kuat didalam kelompoknya, contohnya adalah Bung Tomo yang memimpin perjuangan pada masa penjajahan Belanda.

 3. Kepemimpinan Ideologis, Organisatoris, Kharismatis, dan Eksemplaris
Kepemimpinan Ideologis adalah Pemimpin yang memiliki pikiran dan ide-ide yang mengesankan meskipun tidak terlalu hebat dalam hal menyusun sistem kerja dan kepribadiannya. Pemimpin jenis ini memiliki visi yang kuat dan tepat yang menjadi daya tarik oleh yang mengikutinya. Pemimpin Organisatoris adalah pemimpin yang handal dalam hal menyusun dan melaksanakan sistem kerja yang baik atau efisien. Kepemimpinan Kharismatis adalah kepemimpinan yang diperoleh karena kepribadiannya yang dapat dirasakan oleh orang-orang disekitarnya. 

Pemimpin kharismatis memiliki daya tarik yang tidak dapat dilihat namun bisa dirasakan keberadaannya dalam mempengaruhi kelompoknya atau orang-orang disekitarnya. Pemimpin Eksemplaris adalah pemimpin yang dapat mempengaruhi orang banyak bukan karena kepribadiannya dan keahlian dalam menyusun strategi, tapi melalui peilaku-perilakunya yang tampak oleh orang-orang. Pemimpin eksemplaris memberikan contoh dan teladan lewat setiap tindakannya sehingga orang-orang bersedia untuk mengikutinya.

4. Kepemimpinan Otokratik – Demokratis
Kepemimpinan Otokatik adalah kepemimpinan yang hanya berorientasi pada hasil yang maksimal dari kelompok namun tidak memperhatikan kondisi anggota-anggotanya. Pemimpin otokratik tidak melibatkan anggota dalam menentukan dan menetapkan tujuan dan juga tidak begitu memperhatikan keadaan atau kesejahteraan anggotanya. 
Kepemimpinan Demokratik adalah kepemimpinan yang melibatkan para anggotanya dalam menentukan dan pengambilan keputusan yang terbaik untuk kelompok. Pemimpin yang demokratik sangat memperhatikan kondisi bawahannya seperti apa dan pemimpin Demokratik menerima setiap masukan seperti kritik dan saran apapun dari bawahan untuk kebaikan kelompok.





Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional

1. Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan Transformasional dapat secara ringkas dapat didefinisikan sebagai suatu cara untuk mempengaruhi orang lain sedemikian sehingga mereka mau dan rela memunculkan kebajikan dan kapabilitas terbaiknya didalam proses penciptaan nilai. Pemimpin dengan gaya Transformasional memotivasi para bahawannya untuk bekerja lebih baik dan lebih baik lagi dan menumbuhkan kepercayaan serta menanamkan keyakinan pada diri bawahan bahwa mereka bisa berkerja lebih baik lagi.

Contoh Kasus :
Pada tahun 2003, seorang wanita bernama Maureen Baginski diberi tugas berat, yaitu mereorganisasi badan Intelijen FBI untuk mengulangi terjadinya serangan teroris pada kejadian serangan terhadap gedung WTC yang terjadi pada 11 september 2001. 


Gaya kepemimpinannyalah yang membuat wanita ini ditunjuk oleh Direktur FBI, Robert Mueller sebagai kepala direktorat yang baru untuk masalah-masalah domestik. Mereorganisasi intelijen  di FBI merupakan tugas yang teramat sulit. Sebelum serangan 11 September, FBI menangkap dan menghukum para pembangkang bila mereka melakukan tindakan kejahatan. Tetapi, pada masa-masa dimana terjadi terror dimana-dimana, FBI perlu mengumpulkan, menganalisis, dan menyebarkan intelijen sebagai upaya pencegahan aksi teror.
Suatu visi yang digagas oleh Baginski sempat ditolak oleh 56 kepala kantor lapangan yang mungkin telah terbiasa dengan cara kerja yang lama. Baginski menghabiskan waktu selama 5 tahun untuk membuat kelompok intelijen FBI untuk Domestik kembali menjadi unit yang memiliki wawasan kedepan. Gaya kepemimpinan Baginski adalah Transformasional. Ia sangat menginspirasi bahawannya dan mengajarkan pada mereka untuk mengeyampingkan urusan pribadi, dan mendorong para bawahannya untuk belajar dan memiliki pandangan kedepan.

2. Kepemimpinan Transaksional 

Kepemimpinan Transaksional adalah pemimpin yang memandu atau memotivasi pengikut mereka dalam arah tujuan yang telah ditegakan dengan memperjelas peran dan tuntutan tugas. Dalam kepemimpinan Transaksional, pemimpin menentukan apa yang perlu dikerjakan bawahan untuk menjadi tujuan, mengklasifikasikan keperluan tersebut, dan membantu bawahan menjadi percaya diri bahwa mereka dapat mencapai tujuan itu

Menurut Bycio dkk. (1995) serta Koh dkk. (1995), kepemimpinan transaksional adalah gaya kepemimpinan di mana seorang pemimpin menfokuskan perhatiannya pada transaksi interpersonal antara pemimpin dengan karyawan yang melibatkan hubungan pertukaran.Pertukaran tersebut didasarkan pada kesepakatan mengenai klasifikasi, sasaran, standar kerja, penugasan kerja, dan penghargaan.

Contoh kasus Kepemimpinan Transformasional dapat dilihat dari berita yang dimuat dari

http://www.suratkabar.id , sebagai berikut :


Tingginya kasus pengedaran narkoba di Filipina membuat negara ini menjadi salah satu negara darurat narkoba. Menanggapi hal tersebut, Presiden Filipina yang baru saja terpilih Rodrigo Duterte berjanji akan memberantas narkoba dari hulu ke hilir mulai dari pemakai, pengedar, hingga bandar narkoba. Pemakai dan pengedar narkoba di Filipina nampaknya mulai was-was. Saat ini, tercatat lebih dari 110 orang tewas tertembak akibat terbukti menggunakan dan mengedarkan narkoba seperti dikutip The Daily Mail pada Selasa (12/7/2016) seperti dikutip merdeka.com.


Selama pelaksanaan kebijakan Duterte ini, angka kematian tersangka pengedar narkoba naik hingga 200 persen. Duterte yakin bahwa dalam enam bulan awal kepemimpinannya ia dapat mengenyahkan kasus narkoba di Filipina. Media lokal Filipina menyebutkan bahwa hanya dalam empat hari terhitung 12 tersangka bandar narkoba tewas akibat tembakan aparat kepolisian. 



Tidak hanya itu saja, bahkan Duterte mengajak warganya untuk membunuh sejumlah pengedar narkoba. Selan itu, ia akan memberikan imbalan seumlah uang.

“Kalau mereka ada di sekitar kalian, silakan hubungi kami, polisi atau lakukan sendiri kalau kalian punya senjata. Saya dukung kalian,” kata dia di depan kerumunan massa bulan lalu, seperti dikutip koran the Straits Times.

Bahkan ia menambahkan bahwa akan ada imbalan secara cuma-cuma yang akan diberikan apabila warganya berhasil menangkap dan melawan para pengedar narkoba.

“Kalau dia melawan sampai mati dan kalian bisa membunuhnya maka saya akan beri medali,”imbuhnya.
Ia juga memberikan imbalan uang dalam jumlah yang fantastis apabila berhasil menangkap seorang gembong narkoba.

“Kalau dia mati, saya akan membayar lima juta peso (Rp 1,4 miliar) bagi gembong narkoba. Kalau masih hidup saya beri 4,999 juta peso saja,” katanya sembari tertawa.

Sejumlah foto yang beredar di dunia maya tentang aksi brutal pemberantasan narkoba ini menyedot perhatian dari berbagai pihak. Salah satunya adalah foto seorang pelaku yang mati tertembak dengan balutan plester di kepalanya. Di bagian dada pelaku pun dituliskan “Saya Pengedar” di atas kertas kardus.

Di Filipina, memerangi kejahatan naroba dengan cara yang seperti ini menimbulkan perdebatan. Pengacara pemerintah menyerukan agar lebih banyak lagi pelaku yang diberantas. Akan tetapi, kalangan pegiat hak asasi manusia dan anggota parlemen tidak menyetujuinya.
Pengacara pemerintah Jose Calida pun mengadakan konferensi pers menanggapi komentar dan kritik sejumlah kalangan yang tidak setuju dengan kebijakan Duterte tersebut. Dia mendukung kebijakan hukuman mati bagi kalangan pengedar narkoba di mana pun dan kapan pun.

“Bagi saya, angka itu belum cukup. Berapa banyak pecandu narkoba atau pengedar di Filipina? Seluruh desa di negeri ini hampir dipenuhi narkoba,” ujarnya. Pengacara pembela hak asasi manusia Jose Manual Diokno pun memberikan reaksi keras dan memberikan peringatan kepada Duterte perihal kebijakan brutalnya tersebut. 

“Tindakan ini menerbitkan ledakan nuklir kekerasan yang di luar kendali dan menciptakan negara tanpa hakim,” kata dia.

Menanggapi kritik Jose, Duterte pun memberikan komentarnya.

“Saya sudah melihat bagaimana korupsi menggerogoti dana pemerintah yang seharusnya untuk membantu kaum miskin. Saya sudah melihat bagaimana narkoba menghancurkan rakyat dan keluarga. Dilihat dari sudut pandang ini, tunjukkan di mana salah saya,” ujarnya.

Analisis :
Dalam berita tersebut, dalam upaya menekan tingginya kasus pengedaran narkoba, pemerintah Filipina menerapkan gaya transaksional dalam kepemimpinannya, dimana ia akan memberikan imbalan berupa medali atau uang dengan jumlah yang fantastis kepada siapa pun (masyarakat Filipina) yang bisa menangkap atau membunuh oknum-oknum yang terlibat dalam peredaran narkoba, dari pengedar hingga gembongnya untuk menekan jumlah pengedaran narkonba di Filipina.

 Sumber : 

Soekarso., Iskandar, P. (2015). Kepemimpinan: Kajian teoritis dan praktis

Mardi,. Hartanto, F. (2009). Paradigma baru manajemen indonsia: Menciptakan nilai dengan   bertumpu pada kebajikan dan potensi insani. PT. Mizan Pustaka: Bandung

Robbins, Stephen P., Timothy, A.J. (2008). Perilaku organisasi 2: Organizational Behavior. Edisi 12. Salemba empat: Jakata

Mangunhardjana, A. (2016). Kepemimpinan

Sarwono., Sarlito, Wirawan. (2005). Psikologi sosial: Psikologi kelompok dan psikologi terapan. Balai Pustaka: Jakarta


Nama : Rizqi Bayumantari
Kelas : 3PA01
NPM : 19514738

Sabtu, 22 Oktober 2016

Tugas Mata Kuliah Psikologi Manajemen
Komunikasi dan Peranan Psikologi Manajemen dengan Organisasi

1. Apa itu Komunikasi ?




Komunikasi adalah proses sosial dimana individu-indiviu menggunkan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka. Jadi komunikasi adalah suatu bentuk interaksi sosial yang terjadi antara dua orang atau lebih. Komunikasi digunakan oleh orang-orang untuk mengungkapkan dan menunjukan suatu maksud yang hendak disampaikan sedang orang yang lain menerima lalu menginterpretasikan maksud dari orang pertama. 
 
Dimensi Komunikasi 

A.  isi
Isi merujuk pada konten yang menjadi bahan pembicaraan dua orang atau lebih, atau komunikasi yang terjadi lewat berbagai media, seperti media massa atau media internet. Dalam isi, terdapat arus informasi yang saling mempengaruhi antara individu.


B.  Kebisingan

Kebisingan adalah tingkat intesitas suara yang terjadi dalam komunikasi. Komunikasi dapat diungkapkan melalui berbagai frekuesnsi suara. Komunikasi dapat dilakukan tanpa suara seperti melalui isyarat tangan, gestur tubuh, atau ekspresi dan Komunikasi dapat pula terjadi melalui suara dengan frekuensi tinggi, seperti kelompok yang sedang berdemonstrasi atau pidato kepala negara dan komunikasi dengan frekuensi rendah seperti berbisik-bisik kepada teman disebelah kita.


C. Jaringan


Komunikasi dalam bentuk paling sederhana adalah komunikasi dua orang secara langsung. Namun dalam beberapa keadaan terkadang komunikasi tidak dapat dilakukan secara langsung. Misalkan, pegawai A ingin menemui pimpinan perusahaan, pegawai A tidak serta merta dapat langsung menghadap pimpinan paling atas, dengan demikian komunikasi harus malalui orang lain yang memiliki jabatan sebagai perantara antara atasan dengan pegawai, misalnya melalui HRD. HRD lalu meneruskan aspirasi pegawai untuk diteruskan hingga sampai pada pimpinan paling atas dari perusahaan.


D. Arah


Komunikasi dapat terjadi melalui satu dan dua arah. Komunikasi satu arah adalah adalah komunikasi yang terjadi dimana hanya satu pihak yang dapat memberikan suatu pesan atau informasi sedangkan pihak lain hanya dapat menerima saja. Contoh dari komunikasi satu arah adalah seseorang yang sedang menonton televisi atau acara berita di televisi. Penonton hanya dapat menerima informasi dan tidak bisa memberikan informasi kembali. Komunikasi dua arah adalah komunikasi dimana dua pihak dapat tukar menukar informasi secara langsung, misalnya obrolan dua orang, atau dua orang yang sedang berbalas SMS. 



2. Peranan Psikologi Manajemen dalam organisasi

Menurut Stoner, Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 



Hubungannya dengan Psikologi adalah, bahwa Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku dan proses mental. Sedangkan manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya. Proses tersebut sudah pasti melibatkan manusia sebagai pelakunya dan setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia dilatarbelakangi oleh proses mental. Proses mental seperti berpikir, mengingat, dan motivasi menentukan proses-proses perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan penggunaan sumber daya.
Psikologi manajemen berperan penting dalam proses yang berlangsung dalam kehidupan suatu organisasi. Tanpa mengetahui bagaimana menggunkan sumber daya yang ada, suatu organisasi akan berkerka lebih sulit dan tidak efisien dalam usahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk itu perlu suatu ilmu untuk mengetahui bagaimana mengatur suber daya organisasi yang ada dan bagaimana menggunkannya, sehingga tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat dicapai dengan usaha organisasi yang lebih baik dan efisien. 

Nama : Rizki Bayumantari
NPM : 19514738
Kelas : 3PA01

Referensi

 Munandar, Ashar Sunyoto. 2008. Psikologi Industri dan Organisasi. UI-Press: Indonesia.
West, Richard, Lynn H. Turner. Pengantar Teori Komunikasi, Analisis dan Aplikasi. Edisi 3.  Salemba   Humanika : Jakarta
http://indryawati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/28361/Psikologi+Manajemen+Rini.ppt

Selasa, 04 Oktober 2016

Tugas Mata Kuliah Psikologi Manajemen



1. Apa itu SDM ?




SDM adalah singkatan dari Sumber Daya Manusia, atau dalam bahasa Inggris disebut Human Resources. Berdasarkan pengertian yang didapat dari www.businessdictionary.com ,Human Resources is the division of a company that is focused on activities relating to employees. These activities normally include recruiting and hiring of new employees, orientation and training of current employees, employee benefits, and Retention. Formerly called personel atau yang artinya SDM adalah suatu divisi dari perusahaan yang berfokus pada segala aktivitas yang terkait dengan pegawai. Aktivitas tersebut mencakup Merekrut dan memperkerjakan karyawan, orientasi dan pelatihan terhadap karyawan saat ini, tunjangan karyawan, dan menahan karyawan. Sedangkan menurut Hasibuan (2003, h 244) pegertian sumber daya manusia adalah  kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh ketutunan dan lingkungannya, sedangkan prestasinya kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya. SDM memiliki peranan yang sangat penting dalam perusahaan atau organisasi dan menjadi faktor penentu keberhasilan dari suatu organisasi.

Teori yang berkaitan dengan SDM

SDM adalah sumber daya manusia. Dalam berkerja, manusia tidaklah lepas dari motivasi. Kuat tidaknya motivasi akan mempengaruhi kinerja karyawan. Semakin tinggi motivasi kerja karyawan maka akan semakin baik pula bagi organisasi, namun sebaliknya, apabila motivasi karyawan rendah akan berdampak buruk bagi organisasi. Terdapat Teori Motivasi yang berkaitan dengan pekerjaan yang dikembangkan oleh Herzberg yang dikenal dengan Teori Dua faktor, yaitu faktor motivational yang sifatnya intrinsik, meliputi Pencapaian yang diraih, tanggung jawab, pekerjaan itu sendiri, kesempatan untuk maju dan berkembangan, dan hubungannya dengan atasan.

Sedangkan faktor berikutnya adalah faktor Hygyene, yang sifatnya ekstrinsik, meliputi kondisi fisik/lingkungan pekerjaan, kualitas hubungan interpersonal, tunjangan dan gaji, prosedur perusahaan, dan fasilitas kerja. Tidak terpenuhinya faktor Motivasi tidak selalu berdampak pada turunnya kepuasan kerja dan faktor Hygyene dapat menurunkan rasa ketidakpuasan dalam kerja.




2. Apa itu Kepemimpinan ?



Stogdill (1974 dalam Berry, 1988) menyatakan bahwa defenisi dari Leardership adalah (1) sebagai suatu rangkaian tingkah laku, (2) sebagai karakteristik kelompok, (3) sebagai atribut personal. Sebagai suatu rangkaian tingkah laku, kepemimpinan telah didefinisikan sebagai yang memainkan peran , membuat struktur kelompok, dan sebagai motivator kelompok untuk mencapai tujuan.  Sebagai karakteristik kelompok, Kepemimpinan bisa dikatakan sebagai fokus dari setiap aksi kelompok, sebagai alat yang digunakan kelompokn untuk mencapai tujuan, dan sebuah hasil dari interaksi kelompook dimana seorang individu mengarahka aktivitas sebuah kelompok menuju satu tujuan bersama. Sedangkan sebagagai suatu atribut personal, kepemimpinan dikatakan sebagai sebuah trait dan sebuah karakteristik yang berhubungan dengan kekuatan sosial. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain (yaitu yang dipimpin atau pengikutnya), sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana yang dikehendaki oleh pemimpin tersebut. 

Teori Kepemimpinan
Terdapat teori kempemimpinan yang populer yang dikemukakan oleh Burns, yaitu kepemimpinan Transaksional dan Transformasional. Menurut Burns, keduanya adalah berbeda namun tidak bisa dipisahkan. Setiap pemimpin merefleksikan gaya kepemimpinannya.
Kepemimpinan dengan corak transaksional menitikberatkan pada hubungan tukar-menukar yang bersifat ekonomis guna memenuhi kebutuhan atasan dan bawahan. Hubungan ini digunakan oleh pemimpin agar bawahan patuh terhadap perintah pemimpin dengan memperhatikan kemauan bawahan, bawahan diharapkan dapat berkerja meski tidak antusias.

Kepemimpinan Transformasional dipandang sebagai bentuk kepemimpinan yang sangat diminati oleh para bawahan atau karyawan. Dalam corak kepemimpinan Transformasional, memiliki kesamaan pula dengan kepemimpinan Transaksional, namun perbedaannya adalah kepemimpinan Transformasional terdapat hubungan pertukaran atau perjanjian psikologis. Kepemimpinan gaya ini memiliki pemimpin yang mengerti akan kondisi bawahan. Pemimpin bertindak layaknya mentor bagi karyawan yang membutuhkan bantuan dan perkembangannya dalam performa kerja. Pemimpin juga memasang standar atau goal yang tinggi, namun pemimpin mensugesti dan memotivasi dengan sepenuh hati kepada karyawan dan meyakinkan mereka bahwa target yang tinggi tersebut dapat dicapai asalkan bawahan berkerja dengan lebih baik.

3. Apa itu Organisasi ?


Menurut Tossi, Rizzo, dan Carroll (1994: 38), organisasi adalah a group of people, working towards objectives, which develops and maintains relatively stable and predictable behavior patterns, even though the inviduals in the organization may change. Usually we describe organization in terms of how they differ on three dimensions : complexity, fomalizations, And centralizations atau Organisasi adalah kelompok orang yang berkerja dengan suatu tujuan, yang mengembangkan dan menjaga kestabilan dan perilaku yang dapat diprediksi, namun orang-orang dalam organisasi bisa saja berubah.





Kerterkaitan antara SDM, Kepemimpinan, dan Organisasi
Organisasi adalah sebuah kelompok atau kumpulan beberapa orang, yang memiliki tujuan yang sama. Apabila orang-orang tidak memiliki tujuan yang sama, organisasi tidak akan terbentuk melainkan hanya terbentuk suatu kerumunan saja.  Organisasi memudahkan orang-orang yang memiliki tujuan yang sama agar mendapatkan tujuannya. Kepemimpinan memiliki peranan yang sangat penting, karena pemimpin dapat menjadi perantara antar kelompok, memutuskan apa yang sebaiknya kelompok lakukan, menetapkan peraturan dan sebagai alat untuk mencapai tujuan kelompok. Semua itu dilakukan agar tiap-tiap aggota memiliki kekompakan dan memiliki visi-misi yang sama dalam memajukan suatu organisasi atau kelompok. Pemimpin tidak bisa mencapai tujuannya apabila tidak ada SDM. SDM adalah penggerak dari konsep yang bersumber dari pemimpin. SDM mewujudkan apa yang menjadi ketetapan dalam sebuah organisasi dan menentukan kemajuan dan keberhasilan dalam organisasi atau kelompok.





Contoh di Indonesia
Saya menggunakan contoh dari berita yang dimuat dari www.menpan.go.id tentang perintah dari Presiden Joko Widodo kepada para menterinya untuk melakukan Audit Organisasi.



Presiden Joko Widodo selaku pemimpin memerintahkan kepada bawahannya, yaitu para menteri untuk memeriksa atau melakukan audit organisasi. Audit organisasi diperlukan untuk mengetahui dengan pasti berapa jumlah karyawan atau SDM yang tersedia saat ini, berapa banyak SDM yang sebenarnya dibutuhkan saat ini, apakah kekurangan atau kelebihan, dan memeriksa kompensi apa saja yang harus ada didalam SDM tersebut. Audit Organisasi dilakukan terutama terhadap kementrian yang baru, kementrian yang baru digabung, atau kementerian yang berubah nomenklaturnya, audit harus dilakukan secepatnya agar kementerian dapat berkerja dengan sesuai. Audit organisasi akan membuat tata kerja dikementerian menjadi lebih ideal, seperti menentukan postur organisasi dan kepegawaian, agar tidak terlalu gemuk atau terlalu ramping yang dapat mengganggu kinerja dikementerian.


Apabila dalam suatu Badan kementerian terdapat karyawan yang berlebih, kemungkinannya akan dipindahkan dan diperkerjakan ke kementerian lain melalui seleksi. Jadi, pegawai yang akan mengisi kekosongan SDM di kementerian lainnya adalah pegawai yang memang sudah berkerja di kementerian sebelumya.

Nama : Rizqi Bayumantari
NPM : 19514738
Kelas : 3PA01

Sumber :

Munandar, Ashar Sunyoto. 2008. Psikologi Industri dan Organisasi. UI-Press: Indonesia. www.menpan.go.id
www.businessdictionary.com